Discussions

Jumat, 11 November 2016

Kerajinan Anyaman Ketak di Lombok


Propinsi NTB sebagai daerah agraris, beraneka ragam tanaman tumbuh subur, salah satunya adalah tanaman yang oleh masyarakat setempat disebut “Ketaq” atau “Ketak” yang dalam bahasa latinnya disebut “Lygodium Circinatun”. Tanaman ini termasuk paku-pakuan yang menjalar pada tanaman induk/pokok. Pada saat ini ketak merupakan salah satu bahan baku untuk membuat berbagai bentuk barang melalui proses pengeringan, pembelahan dan pembentukan.

Dalam perkembangannya sampai dengan sampai dengan tahun 2011, kerajinan anyaman ketak di Lombok ini terdapat di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur, dengan sentra 64 sentra, Unit Usaha 15.004 buah dan dapat menampung tenaga kerja sebanyak 25.631 orang serta menyerap investasi sebesar 3.816.663.000,-.

Anyaman ketak mula-mula berkembang sekitar tahun 1986 di Desa Nyurbaya Gawah Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, karena bahan baku yang berlimpah disana. Pada tahun 1988 pemerintah mulai melakukan pembinaan serta intensif berupa pelatihan keterampilan, pengembangan design, pameran baik lokal maupun nasional, sehingga produk anyaman ini dapat berkembang mulai dari Lombok Barat, Lombok Tengah ke Lombok Timur.

Produk anyaman ketak merupakan salah satu produk kerajinan yang banyak dipasarkan di Art Shop yang tersebar di daerah wisata Nusa Tenggara Barat maupun Bali. Anyaman ketak ini biasanya dimanfaatkan sebagai barang dekoratif meskipun masih juga melekat fungsi dari produk tersebut.

Anyaman Ketak Lombok tidak hanya dipasarkan domestic akan tetapi juga menembus pasar mancanegera seperti German, inggris, perancis dan seputaran Asia juga di beberapa Negara berkembang lainnya. Para exporter dan importer baik yang berada di Lombok ataupun dari daerah lainnya ikut aktif dalam penjualan ketak ke manca Negara atau domestic yang membuat permintaan kerajinan ketak dan bahan bakunya naik sangat siginifikan.

Anyaman Ketak, selain mempunyai nilai seni tinggi juga tidak lepas dari pemanfaatan sehari-hari. Seperti masyarakat Narmada yang merupakan pengrajin ketak memanfaatkannya sebagai perangkat dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: www.wisatadilombok.com