Discussions

Kamis, 24 November 2016

Kerajinan Cukli Desa Sesela Lombok Barat


Sesela merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat (Lobar). Desa Sesela memiliki 11 dusun atau lingkungan, sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pedagang. Selain itu Sesela juga terkenal sebagai salah satu sentra usaha kerajinan ukir-ukiran di wilayah Lobar, salah satunya adalah kerajinan ukir cukli.

Kerajinan cukli merupakan kerajinan yang berbahan dasar dari kulit kerang dan beberapa bahan dasar yang berasal dari laut seperti mutiara. Dibandingkan dengan perajin di daerah lain, perajin ukir cukli di Desa Sesela Gunung Sari memiliki ciri khas tersendiri. Para perajin lebih mengedepankan originalitas dan kualitas, sehingga mampu tampil beda.
Para perajin ini akan menempelkan kulit kerang yang sebelumnya sudah dipotong-potong menjadi berbagai motif dengan bentuk yang beragam, seperti bentuk segi tiga, segi empat hingga segi enam pada sejumlah aneka kerajinan kayu yang mereka buat dalam bentuk kursi, meja, peti, kotak hingga ukir-ukiran khas Lombok.

Para perajin cukli di Desa Sesela biasanya menggunakan kayu Mahoni sebagai bahan dasar pembuatan sejumlah ukiran yang akan diberikan cukli. Beragam jenis barang yang ditempelkan cukli seperti sofa dan bufet, bingkai cermin, kursi, meja, lemari, dan sejumlah kerajinan unik lainnya, seperti ukir-ukiran dalam bentuk binatang.
Untuk membuat satu set sofa, para perajin di Sesela membutuhkan waktu sekitar satu bulan setengah. Lama waktu tergantung dari jenis kerajinan yang dibuat mulai dari dua, tiga sampai empat hari.
“Kalau untuk satu set sofa kita butuh waktu sebulang setengah itu mulai dari nol sampai dengan finishing,” ujar Ahyar salah seorang perajin, Sabtu (30/4/2016).

Berbagai kerajinan cukli telah dihasilkan Ahyar seperti kursi, penyekat ruangan, meja dan lain-lain. Hasil kerajinan cukli yang dibuatpun sudah diekspor ke sejumlah daerah seperti Kalimantan, Bali, Jakarta dan Jerman.

Di Pasar Seni Sesela, kita juga akan melihat proses pembuatan cukli untuk topeng, piring, asbak dan lainnya atau dikenal dengan istilah painting. Sama halnya untuk sofa, pembuatan cukli ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Menurut, Tajudin salah satu perajin cukli painting Sesela mengaku membutuhkan waktu paling lama seminggu hingga 10 hari untuk menyelesaikan satu buah kerajinan cukli painting, sedang yang paling cepat ialah dua hari. Tajudin mengaku, lama proses pengerjaan tergantung dari jenis motif yang akan dibuat. Motif-motif tersebut memiliki tingkat kerumitan berbeda-beda, sehingga waktu pengerjaannya pun berbeda.
“Yang paling lama saya buat jenis ukirannya topeng cukli juga, tapi yang lain modelnya yang agak primitif sampai 10 hari dengan ukuran satu meter,” ujarnya.

Tajudin mengakui, kerajinan ukir cukli Desa Sesela memiliki kekhasan tersendiri bila dibandingkan dengan kerajinan cukli di tempat lain. Perbedaan yang paling menonjol ialah terletak pada motifnya yang khas dan tidak akan pernah dijumpai di tempat lain. Originalitas hasil kerajinan tersebut memiliki nilai tersendiri bagi para perajin di Desa Sesela yang jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan orang.

Sumber: lombokatraktif.blogspot.co.id

Rabu, 16 November 2016

Wisata Pengrajin Gerabah Penujak


Penujak merupakan penghasil utama gerabah Lombok dengan mutu terbaik. Secara turun-temurun pembuatan gerabah semula adalah pekerjaan wanita dan kaum pria bertugas untuk pemasarannya. Namun kini seiring dengan banyaknya permintaan terutama untuk pasar eksport, mereka sama-sama terlibat dalam semua proses pembuatan gerabah, termasuk dalam menciptakan desain-desain terbaru.

Sumber: apm-miley.blogspot.co.id

Jumat, 11 November 2016

Kerajinan Anyaman Ketak di Lombok


Propinsi NTB sebagai daerah agraris, beraneka ragam tanaman tumbuh subur, salah satunya adalah tanaman yang oleh masyarakat setempat disebut “Ketaq” atau “Ketak” yang dalam bahasa latinnya disebut “Lygodium Circinatun”. Tanaman ini termasuk paku-pakuan yang menjalar pada tanaman induk/pokok. Pada saat ini ketak merupakan salah satu bahan baku untuk membuat berbagai bentuk barang melalui proses pengeringan, pembelahan dan pembentukan.

Dalam perkembangannya sampai dengan sampai dengan tahun 2011, kerajinan anyaman ketak di Lombok ini terdapat di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur, dengan sentra 64 sentra, Unit Usaha 15.004 buah dan dapat menampung tenaga kerja sebanyak 25.631 orang serta menyerap investasi sebesar 3.816.663.000,-.

Anyaman ketak mula-mula berkembang sekitar tahun 1986 di Desa Nyurbaya Gawah Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, karena bahan baku yang berlimpah disana. Pada tahun 1988 pemerintah mulai melakukan pembinaan serta intensif berupa pelatihan keterampilan, pengembangan design, pameran baik lokal maupun nasional, sehingga produk anyaman ini dapat berkembang mulai dari Lombok Barat, Lombok Tengah ke Lombok Timur.

Produk anyaman ketak merupakan salah satu produk kerajinan yang banyak dipasarkan di Art Shop yang tersebar di daerah wisata Nusa Tenggara Barat maupun Bali. Anyaman ketak ini biasanya dimanfaatkan sebagai barang dekoratif meskipun masih juga melekat fungsi dari produk tersebut.

Anyaman Ketak Lombok tidak hanya dipasarkan domestic akan tetapi juga menembus pasar mancanegera seperti German, inggris, perancis dan seputaran Asia juga di beberapa Negara berkembang lainnya. Para exporter dan importer baik yang berada di Lombok ataupun dari daerah lainnya ikut aktif dalam penjualan ketak ke manca Negara atau domestic yang membuat permintaan kerajinan ketak dan bahan bakunya naik sangat siginifikan.

Anyaman Ketak, selain mempunyai nilai seni tinggi juga tidak lepas dari pemanfaatan sehari-hari. Seperti masyarakat Narmada yang merupakan pengrajin ketak memanfaatkannya sebagai perangkat dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: www.wisatadilombok.com

Selasa, 08 November 2016

Kre Alang dan Batik Sumbawa, Kain Berbalutkan Adat Leluhur


Akar dari budaya Sumbawa sejatinya lahir dari persimpangan banyak budaya lainnya yang tersebar di tanah nusantara.

Adat istiadat dan budaya Sumbawa (Suku Samawa) berkembang pesat selama berabad-abad tahun lamanya dan mendapat suntikan pengaruh yang cukup luas dari budaya Majapahit yang masuk lewat budaya Bali.

Sedangkan dari arah yang berlawanan, budaya dari Sulawesi masuk dengan leluasa dari sisi utara. Pada akhirnya, dua kekuatan yang menciptakan cikal bakal akar budaya sumbawa adalah bentukan dari kepercayaan Hindu dan Islam.

Termasuk budaya berpakaian dan kain yang digunakan oleh masyarakat Sumbawa sejak zaman Kesultanan yang lampau.

Jenis kain/bahan pakaian tradisional yang paling populer dan menjadi ikonik pakaian adat Sumbawa adalah Kre Alang dan Batik Sumbawa. Baik dilihat dari ciri khas motif maupun proses pembuatannya,

Kre Alang, merupakan kain produk dari tenun songket yang dihasilkan dan menjadi motif khas adalah kre alang (kre = kain, alang = berasal dari bahasa Melayu Kuno artinya gemerlapan atau kemilau karena disongket dengan benang emas/perak).

Tradisi nesek merupakan denyut nadi keseharian kaum wanita Sumbawa pada zaman kesultanan, mulai dari Sultan Harunnurrasjid I (1674-1702) hingga Sultan Muhammad Kaharudin III (1931-1958).

Pada masa lampau, yakni saat Kesultanan Sumbawa masih berkuasa di tana Intan Bulaeng semua gadis Sumbawa pandai menenun teknik palekat maupun songket. Kain-kain itu terbuat dari katun dan sutra, dikombinasikan dengan benang perak dan emas.

Kerajinan yang dilakono oleh mayoritas wanita Sumbawa ini semakin berkembang pesat sampai sebelum tercetusnya Perang Dunia II, Banyak gadis Sumbawa yang bekerja di rumahnya untuk menenun, menyulam, dan menjahit.

Motif dan ornamen kain tenun Sumbawa memiliki makna yang filosofis, yaitu hubungan timbal balik dengan pola kehidupan agraris masyarakat Sumbawa, kondisi alam dan lingkungan, serta representasi pola kekerabatan dan kebersamaan dalam kehidupan.

Kre alang yang biasa digunakan sebagai busana adat maupun perlengkapan prosesi adat
memiliki berbagai macam motif, pada satu lebar kain biasanya terdapat empat-lima motif. Ada beberapa motif yang populer seperti motif cepa (bunga bersudut delapan), kemang setange (bunga setangkai), lonto engal, pusuk rebong, gelampok (tampuk buah manggis), pio (burung), kayu (pohon hayat), ular naga, slimpat (jalinan), dan lainnya.

Lain Kre Alang lain pula Batik Sumbawa, Awalnya , batik Sumbawa memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.

Seiring waktu, ragam corak dan warna Batik Sumbawa mendapat pengaruh dari luar seperti para pedagang nusantara termasuk juga penjajah kolonial. Namun demikian, batik tradisional Sumbawa tetap mempertahankan corak dasarnya, dan masih dipakai dalam upacaraupacara adat, karena corak memiliki perlambangan masing - masing .

Dewasa ini Batik Sumbawa mulai disesuaikan dengan trend fashion yang berkembang saat ini.

Hingga saat ini Kre Alang dan Balik Sumbawa menjadi ikon paling poluler budaya nesek dan kain khas sumbawa yang masih bernafaskan adat leluhur. Lewat kedua jenis kain ini kita masih bisa membaca dengan jelas betapa agungnya budaya leluhur yang pernah berjaya di abad lampau.

Sumber: ronikusumawijaya.blogspot.co.id

Rabu, 02 November 2016

Mutiara Cantik Lombok


Bagi wanita yang menyukai perhiasan dari mutiara apakah anda tahu darimana mutiara di Indonesia banyak di produksi? Mutiara yang menjadikan banyak wanita menjadi lebih cantik ini banyak dihasilkan di daerah Lombok. Pulau Lombok merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia sebagai penghasil mutiara terbesar. Di Pulau Lombok banyak ditemukan berbagai panorama yang indah dan juga berbagai jenis olahan perhiasan mutiara yang sangat terkenal. Bukan hanya digemari oleh orang Indonesia saja namun pulau Lombok juga mendapatkan perhatian dari wisatawan manca negara karena pamoramanya yang indah dan satu hal yang menarik adalah kekayaan berupa mutiara yang dihasilkan.

Mutiara bukan hanya menjadi salah satu bahan perhiasan namun mutiara juga dijadikan campuran beberapa produk kosmetik terkenal. Mutiara di Lombok sebagian besar merupakan mutiara yang dihasilkan di dari budidaya kerang mutiara. Budidaya ini ada dua media diantaranya media laut dan media air tawar. Mutiara yang dihasilkan dari media laut disebut mutiara laut sedangkan mutiara yang dihasilkan dari media air tawar disebut mutiara air tawar. Kedua jenis budidaya mutiara ini banyak dilakukan di pulau Lombok sehingga perekonomian di sana banyak bergantung dari budidaya mutiara. Kemajuan teknologi disana sangat mendukung perekonomian di pulau Lombok. Mutiara laut ini dibudidayakan di daerah Sekotong dan juga daerah sekitar Gili.

Disekitar Sekotong dan Gili ada banyak tempat pembudidayaan mutiara yang berperan penting untuk peningkatan ekonomi pulau Lombok. Memang dari segi teknologi pulau Lombok masih sangat sederhana atau bahkan ketingalan jika dibandingkan dnegan pulau lainnya namun dengan adanya budidaya mutiara ini perekonomian juga semakin maju. Meningkatnya perekonomian di pulau Lombok ini juga sangat mendukung perkembangan teknologi disana. Di daerah Sekarbela banyak juga dijumpai pengrajin mutiara selain disana dikenal sebagai sentra pengrajin emas dan perak. Di daerah ini anda bisa membeli mutiara dnegan harga yang beragam tergantung dari besar kecilnya mutiara tersebut.Disana banyak sekali toko mutiara sehingga anda bisa memilih mutiara yang cocok bagi anda dengan harga penawaran yang berbeda beda.

Produk mutiara di Lombok terkenal dengan kwalitas terbaiknya yang telah di ekspor ke manca negara. Mutiara produksi pulau Lombok ini telah dikenal dunia sebagai mutiara dengan kwalitas terbaik di seluruh dunia. Tak heran jika banayk orang yang memburu mutiara dari pulau Lombok walaupun harganya mahal. Jika dibandingkan dengan mutiara Tahiti dan juga mutiara Akoya, mutiara Lombok tetap menjadi yang terbaik karena ukurannya yang besar dan kilaunya yang menawan. Kilau mutiara dari pulau Lombok ini menjadikan perekonomian pulau Lombok semakin baik dan juga meningkatkan devisa negara. Bagi anda penggemar mutiara anda bisa membeli mutiara Lombok tidak harus kesana namun cukup berbelanja online saja.

Sumber: winwinasti.blogspot.co.id