Discussions

Selasa, 08 November 2016

Kre Alang dan Batik Sumbawa, Kain Berbalutkan Adat Leluhur


Akar dari budaya Sumbawa sejatinya lahir dari persimpangan banyak budaya lainnya yang tersebar di tanah nusantara.

Adat istiadat dan budaya Sumbawa (Suku Samawa) berkembang pesat selama berabad-abad tahun lamanya dan mendapat suntikan pengaruh yang cukup luas dari budaya Majapahit yang masuk lewat budaya Bali.

Sedangkan dari arah yang berlawanan, budaya dari Sulawesi masuk dengan leluasa dari sisi utara. Pada akhirnya, dua kekuatan yang menciptakan cikal bakal akar budaya sumbawa adalah bentukan dari kepercayaan Hindu dan Islam.

Termasuk budaya berpakaian dan kain yang digunakan oleh masyarakat Sumbawa sejak zaman Kesultanan yang lampau.

Jenis kain/bahan pakaian tradisional yang paling populer dan menjadi ikonik pakaian adat Sumbawa adalah Kre Alang dan Batik Sumbawa. Baik dilihat dari ciri khas motif maupun proses pembuatannya,

Kre Alang, merupakan kain produk dari tenun songket yang dihasilkan dan menjadi motif khas adalah kre alang (kre = kain, alang = berasal dari bahasa Melayu Kuno artinya gemerlapan atau kemilau karena disongket dengan benang emas/perak).

Tradisi nesek merupakan denyut nadi keseharian kaum wanita Sumbawa pada zaman kesultanan, mulai dari Sultan Harunnurrasjid I (1674-1702) hingga Sultan Muhammad Kaharudin III (1931-1958).

Pada masa lampau, yakni saat Kesultanan Sumbawa masih berkuasa di tana Intan Bulaeng semua gadis Sumbawa pandai menenun teknik palekat maupun songket. Kain-kain itu terbuat dari katun dan sutra, dikombinasikan dengan benang perak dan emas.

Kerajinan yang dilakono oleh mayoritas wanita Sumbawa ini semakin berkembang pesat sampai sebelum tercetusnya Perang Dunia II, Banyak gadis Sumbawa yang bekerja di rumahnya untuk menenun, menyulam, dan menjahit.

Motif dan ornamen kain tenun Sumbawa memiliki makna yang filosofis, yaitu hubungan timbal balik dengan pola kehidupan agraris masyarakat Sumbawa, kondisi alam dan lingkungan, serta representasi pola kekerabatan dan kebersamaan dalam kehidupan.

Kre alang yang biasa digunakan sebagai busana adat maupun perlengkapan prosesi adat
memiliki berbagai macam motif, pada satu lebar kain biasanya terdapat empat-lima motif. Ada beberapa motif yang populer seperti motif cepa (bunga bersudut delapan), kemang setange (bunga setangkai), lonto engal, pusuk rebong, gelampok (tampuk buah manggis), pio (burung), kayu (pohon hayat), ular naga, slimpat (jalinan), dan lainnya.

Lain Kre Alang lain pula Batik Sumbawa, Awalnya , batik Sumbawa memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.

Seiring waktu, ragam corak dan warna Batik Sumbawa mendapat pengaruh dari luar seperti para pedagang nusantara termasuk juga penjajah kolonial. Namun demikian, batik tradisional Sumbawa tetap mempertahankan corak dasarnya, dan masih dipakai dalam upacaraupacara adat, karena corak memiliki perlambangan masing - masing .

Dewasa ini Batik Sumbawa mulai disesuaikan dengan trend fashion yang berkembang saat ini.

Hingga saat ini Kre Alang dan Balik Sumbawa menjadi ikon paling poluler budaya nesek dan kain khas sumbawa yang masih bernafaskan adat leluhur. Lewat kedua jenis kain ini kita masih bisa membaca dengan jelas betapa agungnya budaya leluhur yang pernah berjaya di abad lampau.

Sumber: ronikusumawijaya.blogspot.co.id