Discussions

Kamis, 22 Desember 2016

Tembolak Lombok yang Mendunia

Proses pembuatan Tembolak Lombok
Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di NTB yakni sekitar 1,3 juta jiwa. Banyak macam potensi kerajinan yang ada di daerah ini dalam penopang perekonomian masyarakat. Dari sekian kerajinan yang ada di Lotim, ada kerajinan tudung saji atau akrab disebut “tembolak” oleh masyarakat. Tembolak ini berfungsi sebagai penutup makanan dari lalat, semut maupun kotoran dan binatang lainnya.

Kerajinan tembolak ini terdapat di Desa Presak Kecamatan Sakra. Kerajinan ini menurut sejarahnya sudah menjadi kerajinan turun temurun di desa setempat sejak bertahun-tahun lamanya secara tradisional. Bahkan, kerajinan tangan ini tidak pernah tergeser, meski saat ini banyak tudung saji yang terbuat dari plastik dengan berbagai jenis yang merupakan produk perusahaan ternama di Indonesia.

Bambu untuk membuat lingkaran tembolak Lombok
“Kerajinan tangan tudung saji itu tidak pernah tergeser, bagaimanapun kondisi perekonomian bangsa kita. Kerajinan tudung saji ini menjadi salah satu alternatif dalam penopang perekonomian masyarakat,” tutur Kepala Desa Presak Kecamatan Sakra, Fihirudin, Sabtu (26/12/2015).

Tembolak Lombok yang mempesona
Diakuinya, jumlah masyarakat yang menggeluti usaha rumahan itu sepertiga dari penduduk yang ada di Desa Presak atau sekitar 500-600 masyarakat yang hingga saat ini menggantungkan hidupnya dari kerajinan tangan ini. Namun, katanya, meski diproduksi setiap hari dengan jumlah yang cukup banyak, Fihirudin mengaku heran produk tudung saji yang dibuat oleh masyarakat tidak pernah terdengar over produksi. Sehingga, ia menduga jika hasil kerajinan tangan berupa tudung saji yang dibuat oleh masyarakat banyak dikirim keluar daerah maupun ke luar negeri oleh para pengepul.

“Kalau hanya dipakai untuk kebutuhan rumah tangga, pasti sudah lama over produk, tapi ini sudah bertahun-tahun dan permintaan selalu banyak dan itu tidak hanya di satu pengrajin,” tuturnya.

Tembolak yang sudah jadi dan belum dicat
Sementara, Camat Sakra, Lalu Safrudin, berpandangan jika keberadaan kerajinan tangan tudung saji di Desa Presak cukup membantu perekonomian masyarakat, termasuk sebagai alternatif mengatasi pengangguran. Namun, usaha rumahan atau home industry kurang menggaung, karena masih minimnya promosi yang dilakukan oleh pemerintah.
Untuk itu, ia berharap kepada Pemkab Lotim untuk lebih memperhatikan segala kerajinan-kerajinan tangan di Lotim, tidak terkecuali kerajinan tembolak ini.

Pasalnya, selain sebagai pengasah bakat dan keterampilan masyarakat yang merujuk pada perekonomiannya. Keberadaan kerajinan tudung saji ini juga sebagai salah satu alternatif untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Sumber: lombokatraktif

Penenun di Batujai Pertahankan Warna Alami di Hasil Produksi

Bahan alami untuk tenun di Dusun Montong Batujai Lombok Tengah
 Selama ini kita mengetahui tenunan Lombok identik dengan warna terang seperti merah atau warna emas. Penggunaan bahan ini menggunakan benang dengan pewarna buatan pabrik. Padahal orang-orang dulu, jika menenun mereka menggunakan benang yang warnanya dibuat dengan bahan-bahan di sekitarnya. Bahan-bahan yang gampang ditemui tersebut memiliki warna yang lebih kalem, sehingga mereka bisa hemat biaya.

Untuk melestarikan budaya ini, kelompok Tenun Tenar di Dusun Montong, Desa Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah mengembangkan tenunan pewarna alami. Kelompok yang dibina oleh Perkumpulan Pancakarsa di bawah Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPUK) ini sejak 2013 mengembangkan benang dengan pewarna alami.

“Sejak awal Januari 2016, kita dibimbing oleh Maybank,” terang Jelita Sukrama, pendamping kelompok Tenun Tenar saat ditemui Ekbis NTB, Rabu (30/11/2016).

Jelita mengatakan, pembuatan pewarna alami menggunakan bahan-bahan yang banyak tumbuh di sekitar seperti pohon mangga, asem, jambu, tarum dan lain-lain. “Tarum sendiri menghasilkan warna indigo, sedangkan yang lainnya menghasilkan warna coklat, hijau, dan lainnya tergantung prosesnya,” terangnya. Proses pewarnaan benang sendiri menghabiskan waktu 3 – 7 hari tergantung lamanya penjemuran yang berhubungan dengan panas matahari.

Seorang penenun di Dusun Montong, Desa Batujai Praya Barat sedang menenun
menggunakan pewarna alami yang terbuat dari bahan-bahan di sekitarnya
“Paling lama itu untuk warna indigo, karena warna tersebut difermentasi,” kata Jelita. Ia juga pernah eksperimen dengan menggunakan daun pandan, tetapi tidak berhasil karena warnanya yang luntur.  Selain itu, walau bahannya sama, tetapi hasil warnanya beda di setiap daerah. Pewarnaan  dilakukan sebulan sekali yang bisa menghasilkan 1 – 2 bal yang dapat untuk membuat 6 kain tergantung tebal tipisnya suri dan pakan kain untuk ukuran 120 cm  x 2 m.

Proses pengerjaan tenunan dengan benang pewarna alami memakan waktu yang lebih lama tergantung ketelatenan penenun sendiri. “Kalau rutin dikerjakan paling lama 2 minggu, tetapi kalau ditinggal kerja di tempat lain paling lama 1 bulan,” jelas Jelita. Menenun dengan benang pewarna alami memerlukan kesabaran yang tinggi, karena jika salah sedikit, maka benang akan terputus.

Kain tenun dengan pewarna alami sendiri harganya lebih mahal dibandingkan dengan kain tenunan dengan benang tekstil. “Kalau pakai benang rayon harganya dari Rp 700 – 800 ribu, misraise Rp 1,5 juta, dan benang sutra harganya Rp 2 juta,” kata Jelita.

Tenunan dengan pewarna alami ini bisa menambah pemasukan ibu-ibu yang menjadi kelompok tenun. Setiap tenunan, mereka dibayar Rp 350 ribu – Rp 600 ribu/kain yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ke depannya, Jelita berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk pembuatan galeri agar bisa memamerkan hasil produksi penenun di dusun tersebut.

Sumber: lomkokatraktif

Berugak Kayu Gunung Sari, Rambah Pasar Nusantara dan Mancanegara

Seorang pembuat berugak sedang memasang kayu di kerangka berugak yang sudah jadi,
Pembuatan untuk satu unit berugak membutuhkan waktu 2 hari
Gunung Sari merupakan salah satu kawasan di Lombok Barat bagian utara yang kaya dengan potensi. Di kawasan ini, selain pertanian, perkebunan, industri kerajinan berjalan lancar. Selama ini, Gunung Sari dikenal dengan kerajinan dari bambu, seperti kursi, meja, kurungan ayam hingga asesoris lainnya. Namun, di lokasi yang tidak jauh dari sentra kerajinan bambu, ada juga sentra kerajinan berugak berbahan kayu nangka dan jenis lainnya.

Mereka mendatangkan bahan, seperti kayu nangka, kayu kelapa  dari Sesaot Lombok Barat bagian utara, Lombok Utara dan Lombok Timur.Di sepanjang Jalan Pura Majapahit hingga perbatasan Dusun Rendang Bajur atau depan Pasar Gunung Sari, banyak warga yang membuka usaha berugak. Rata-rata di antara pengusaha berugak ini memiliki segmen tersendiri, sehingga tidak pernah sepi dari orderan (pesanan).  Pesanan yang datang tidak hanya dari lokal, tapi banyak yang berasal dari Pulau Jawa, Pulau Bali hingga Australia, Italia dan beberapa negara Asia lainnya.

Banyaknya dibangun perumahan di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, termasuk di Pulau Bali membuat pesanan berugak di sentra berugak Gunung Sari terus meningkat. Artinya, pembuatan berugak setiap hari tak pernah sepi. Setiap kali pekerja mengerjakan berugak, berarti sudah ada yang memesan.

Seorang pembuat berugak sedang memasang kayu di kerangka berugak yang sudah jadi,
pembuatan untuk satu unit berugak membutuhkan waktu 2 hari
Seperti pengakuan Junaidi, pemilik usaha Berugak Elen. Berugak yang banyak berjejer di tempat usahanya sudah dipesan dan tinggal diantar ke pemiliknya, baik yang berasal dari NTB maupun daerah lain, seperti DKI Jakarta, Jawa Timur hingga Bali. ‘’Khusus pemesan yang ada di Pulau Lombok, kami siap antar. Tapi, kalau sudah ke luar daerah, mereka yang membiayai sendiri ongkosnya. Kami kirim lewat ekspedisi, nanti dirakit di daerah tujuan,’’ tuturnya, Selasa (19/5/2015) lalu.

Diakuinya, berugak atau di Bali dinamakan gazebo yang dikirim ke luar daerah hanya dalam taraf penyelesaian kerangka dan belum dilakukan pengecatan. Biasanya, kata dia, pengecatan atau finishing dilakukan di daerah tujuan, seperti Bali dengan menambah ornamen yang sesuai dengan khas Bali.

Berugak kayu nangka Gunung Sari Lombok Barat yang siap dipasarkan
Selain itu, ketika ada pesanan berugak dari luar daerah, ada pembeli yang ingin diselesaikan langsung oleh tukang khusus yang ada di Gunung Sari. Menurutnya, pembeli ingin melihat berugak yang dipesannya tidak bermasalah saat dipasang ulang di daerah tujuan. ‘’Kalau kami di sini, ada tukang yang biasa ke luar daerah, khususnya ke Bali. Mereka memasang kerangka berugak sesuai keinginan pembeli. Mereka ditanggung biaya akomodasi dan semuanya selama di Bali,’’ aku Junaidi yang memulai usaha sejak tahun 2000 ini.

Begitu juga, ketika banyak developer yang membangun perumahan di Pulau Lombok memberikan berkah bagi pengusaha berugak. Paling tidak, saat satu lokasi perumahan dibangun, mereka bisa mengerjakan beberapa berugak dan tergantung pesanan.

Dua pekerja wanita di salah satu sentra pembuatan berugak
di Gunung Sari Lombok Barat sedang menganyam ilalang
Mengenai masalah harga, pihaknya mematok dari bahan berugak. Misalnya, untuk satu berugak ukuran 2 x 2 meter dengan bahan kayu nangka, pihaknya mematok harga Rp 4 juta. Sementara, kalau ukuran 2 x 4 meter, harganya bisa sampai Rp 7 juta hingga Rp 10 juta. Meski demikian, pihaknya hanya melayani pembuatan berugak sekepat atau empat tiang. ‘’Kami hanya fokus pada berugak empat tiang saja. Kalau untuk enam tiang, masih dipertimbangkan,’’ akunya.

Disinggung mengenai dampak pariwisata terhadap eksistensi usahanya, Junaidi mengaku tidak terlalu berpengaruh. Baginya, jika taraf perekonomian masyarakat sudah membaik berpengaruh besar terhadap jalannya usaha. Alasannya, sebagian besar pemesan berugak berasal dari masyarakat lokal NTB dan daerah lain di Indonesia. Namun, pihaknya mengharapkan agar situasi tetap kondusif dan keamanan tidak terganggu, karena berpengaruh besar terhadap jalannya usaha yang digelutinya.

Proses pembuatan kerangka berugak di Gunung Sari Lombok Barat
Sementara, Hanafi, salah satu tukang berugak mengaku, sudah mengeluti usaha berugak cukup lama. Dirinya sering diminta pemesan dari luar daerah untuk memasang kerangka berugak yang sudah dibuat di Lombok. Terkadang dirinya berada di luar daerah selama dua hari, setelah itu balik ke tempatnya bekerja. Baginya, dengan berprofesi sebagai tukang berugak, dirinya bisa melihat perbandingan bentuk berugak atau gazebo dengan di daerah lain.

Berugak kayu Gunung Sari yang tinggal ditaruh atap
Dalam menyelesaikan satu pesanan berugak, Hanafi mengaku membutuhkan waktu dua hari. Singkatnya waktu penyelesaian satu berugak, ujarnya, dilihat dari banyaknya pesanan. Jika pesanan banyak, maka penyelesaian produk bisa dua hari. ‘’Tapi kalau tidak ada, bisa saja sampai seminggu atau sepuluh hari,’’ akunya.  Namun, tingginya permintaan belakangan ini membuat dirinya bersama 3 tukang lainnya dan 3 tukang penghalus harus ekstra kerja keras, sehingga mampu menyelesaikan produk sesuai janji pada pemesan.

Sumber: lombokatraktif

Jumat, 16 Desember 2016

Kerajinan Batok Kelapa dari Kabupaten Lombok Utara

kerajinan batok kelapa
 Batok kelapa tidak hanya dijual mentah atau dijual setengah jadi dalam bentuk arang. Di tangan-tangan terampil perajin Kabupaten Lombok Utara (KLU) batok dijadikan aneka kerajinan berharga jual tinggi.

Kelompok pemuda Prawira Village, Dusun Prawira, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, adalah satu yang bereksperimen membuat aneka kerajinan dari limbah batok kelapa. Beberapa kreasi yang berhasil dibuat, seperti piring batok kelapa, kap lampu,
tempat buah, hingga nampan. Selain kerajinan batok, kelompok ini juga membuat produk hulu berbahan kelapa, seperti nata de coco dan minyak goreng.

Salah satu anggota Prawira Village, Erpan Hadi, menyebut usaha kelompok pemuda tersebut mampu eksis hingga saat ini.Kelompok ini memilih bahan baku kelapa, karena memperolehnya sangat mudah.

Mulai dari isi buah kelapa, dibuat olahan nata de coco dan minyak kelapa, daunnya dijadikan atap, dan batoknya menjadi aneka kerajinan tangan.

Salah satu yang dihasilkan dari batok adalah piring. Mungkin tidak bisa digunakan langsung untuk wadah makan, kecuali jika dilapisi. Kebanyakan SKPD Pemda KLU, kerap memanfaatkannya wadah untuk menyajikan permen, buah atau snack.

Piring tersebut tampak unik, karena dibuat dengan bahan baku batok kelapa yang dibentuk menjadi koin kecil kemudian koin-koin tersebut dirangkai hingga membentuk piring yang sempurna. "Kerajinan batok kelapa harganya bervariasi, dari Rp 15 ribu hingga Rp 300 ribu, tergantung tingkat kesulitannya. Paling mahal harganya  petromak atau kap lampu, karena proses pembuatannya juga lama," kata Erpan.

gantungan kunci
Produk ini diterima dengan baik oleh pasar,terutama dari kalangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke KLU. Kelompok berusaha untuk membuat link pemasaran bekerjasama dengan hotel di Tiga Gili dan seputaran Pemenang serta Tanjung.

Kelompok pemuda juga bekerja sama dengan sejumlah travel agent. Para tamu yang diantar travel agen ke Prawira Village akan diberikan informasi cara pembuatan, mencoba membuat dan membeli kerajinan dengan varian yang lebih beragam.

"Kita masuk dari satu hotel ke hotel lainnya untuk menawarkan produk kita. Alhamdulillah responnya positif. Ke depannya kita minta supaya difasilitasi untuk bekerjasama dengan toko, supermarket atau swalayan yang banyak berada di luar daerah, sehingga akses pasar kita lebih luas,” tandas Erpan Hadi.

Sumber: lombokatraktif

Kre Alang Ikon Sumbawa yang Perlu Dilestarikan


Sumbawa memiliki banyak kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi. Kerajinan tangan yang merupakan peninggalan nenek moyang ini hingga kini masih tetap terpelihara dan dilestarikan. Bahkan, kerajinan tangan ini mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di Tana Samawa.

Salah satu kerajinan tangan yang masih tetap eksis hingga kini adalah Kre Alang. Kre Alang adalah hasil kerajinan tenunan khas Sumbawa. Pusat produksinya ada di Desa Poto. Kre’ Alang menjadi ikon daerah Sumbawa besar yang perlu dilestarikan.

Kre Alang merupakan hasil kerajinan tenunan berupa kain sarung berukuran lebih kecil dari sarung pada umumnya. Ukurannya setengah dari sarung biasa. Dan bedanya dengan kain tenun lainnya, Kre Alang memiliki motif yang dibuat dengan benang berwarna emas.

Ke semuanya berbahan dasar benang, hanya saja dibuatkan motif dan model yang indah dengan menggunakan sesek. Dari segi teknik, pembuatannya dengan sistem gurin (lidi pembatas) . Lidi yang lebih besar pembatas dari bilahan bambu, pembatas dari penahan motif yang satu dengan motif yang lain. Hasil karya budaya Sumbawa yang di dalamnya terdapat ragam hias, menjadi pembeda dengan tenunan sejenis yang ada di daerah lain.

Proses pembuatannya memakan waktu yang lumayan lama. Untuk satu Kre Alang bisa memakan waktu dua puluh hari jika setiap hari dikerjakan. Terkadang bisa sampai 1 bulan bahkan lebih jika ada pekerjaan lain yang dikerjakan. Untuk satu buah Kre Alang dijual dengan harga jutaan rupiah.

Salah satu perajin  di Poto, Masita, menuturkan, kerajinan menenun mulai dikembangkan sudah sejak tahun 70-an. Pada masa itu menggeluti kerajinan menenun Kre Alang dilakukan, karena saat itu kebutuhan ekonomi kurang mencukupi.

Dengan keahlian menenun, masyarakat Poto waktu itu bisa mencukupi kebutuhan dan membiayai hidup saat itu. Termasuk untuk biaya pendidikan. Penjualannya tidak diperkirakan . Menurutnya ketika kain tenun (Kre Alang) sudah jadi bisa langsung dijual. Tapi, kalau ada wisatawan yang berkunjung, biasanya mereka membeli Kre Alang sebagai souvenir atau cinderamata.

Meski demikian, ujarnya, bahan baku Kre Alang, benang berwarna emas menjadi salah satu persoalan yang pernah dihadapi para penenun zaman dahulu. Sementara saat ini menjadi hal yang sangat mudah didapatkan. Mengingat benang tersebut sudah banyak dijual di toko-toko dan bisa diperoleh dengan harga yang cukup murah.

Untuk Kre Alang ini, bahannya seperti benang, bisa semuanya didapatkan, tergantung warna yang dipesan peminat, bisa langsung didapat. Harga bahan seperti benang emas satu gulungan Rp 45.000, benang untuk satu kotak benang tenunan yang berisi dua belas gulungan Rp 15.000.

Mudahnya mendapatkan bahan inilah, yang memicu para penenun untuk lebih membuat Kre Alang semakin banyak.Untuk memperindah hasil tenunan, baginya dibutuhkan ketelitian yang cukup. Selain itu untuk membuat minat seseorang terhadap tenunan Kre Alang, motifnya harus indah dan lebih rapi. Saat ini berbagai jenis motif kre alang menjadi permintaan pembeli. Kreasi para penenun pun beragam jenis, dari lonto engal, kemang satange, pusuk rebong, gili liuk dan lain sebagainya, tergantung kemampuan penenun dalam membentuk motif tersebut.

Sumber: lombokatraktif

Kamis, 15 Desember 2016

Oleh-oleh Anyaman Desa Beleka


Desa Beleka Lombok merupakan desa sentra industri yang tertua dan terbesar di Pulau Lombok. Kerajinan yang dihasilkan oleh desa ini adalah pernak-pernik anyaman. Hampir semua penduduknya bermata-pencaharian sebagai pengerajin anyaman. Tak hanya hasil kerajinan mereka sendiri yang dikerjakan, namun penduduk setempat juga membantu menyelesaikan hasil kerajinan (setengah jadi) dari desa lain. Misalnya Desa Penunjak yang terkenal dengan kerajinan tembikarnya.

Jauh sebelum Pulau Lombok dikenal di dunia pariwisata, kerajinan tangan sudah menjadi budaya dan tradisi di Desa Beleka Lombok ini. Akhirnya semenjak 25 tahun yang lalu, hasil anyaman Desa Beleka mulai dikenal dan dipasarkan, dari wilayah lokal menjalar sampai ke internasional. Jika Anda tertarik dengan sebuah souvenir anyaman yang Anda temui di Kota Makasar, Anda bisa singgah sebentar ke Desa Beleka.
Di desa ini, Anda bisa menyaksikan tangan-tangan yang cekatan menganyam rotan. Anda bisa mengamati proses pembuatannya sampai menjadi sebuah souvenir yang berkualitas. Jika tertarik, Anda juga bisa mempelajari dan ikut membuat anyaman seperti para pengerajin tersebut. Siapa sangka ternyata Anda juga berbakat, sehingga Anda bisa membawa oleh-oleh berupa buah karya tangan Anda sendiri.

Jika Anda ingin sekedar melihat-lihat dan berbelanja, Anda bisa mengunjungi Art Shop dan showroom milik Bapak H. Syukron yang terletak tepat di depan SDN Beleka I. Di galeri tersebut, Anda bisa menemui sebagian besar produk anyaman Desa Beleka yang dibuat oleh para pengerajin. Mayoritas hasil anyaman dikumpulkan dan dijual di sini. Anda juga bisa membeli hasil kerajinan tersebut untuk oleh-oleh.

Hasil kerajinan anyaman yang dibuat di Desa Beleka Lombok ini juga bermacam-macam. Seperti pelaratan rumah tangga, hiasan dinding, pernak-pernik dekorasi, dan lain sebagainya yang sebagian besar berbahan dasar Ketak (sejenis Mendong) dan Rotan. Harga yang ditawarkan juga bervariatif dan relatif murah, tergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya. Misalnya, Anda bisa membawa pulang sebuah vas bunga atau piring buah dengan harga Rp. 15.000,- hingga Rp. 30.000,- per buah.

Salah satu hasil kerajinan yang menjadi andalan Desa Beleka Lombok ini adalah Cupu. Benda yang satu ini memiliki kaitan sejarah dan budaya masyarakat setempat, yang berpengaruh besar terhadap perkembangan kerajinan anyaman Desa Beleka ini.

Cupu adalah sebuah wadah yang berbentuk bulat, yang biasanya digunakan sebagai tempat tembakau dalam upacara Bendulang. Nama tersebut diambil  dari bahasa Sasak yang berarti bundar atau bulat. Dari Cupu yang sederhana ini, kemudian muncul ratusan bahkan ribuan varian. Jadi Anda jangan heran jika menemui sebagian besar hasil anyaman yang berbentuk bulat.

Selain itu Anda juga bisa menemukan Gandek, sebuah tas tradisional khas Pulau Lombok. Tas ini terbuat dari anyaman kulit bambu dengan kayu yang diukir pada bagian tutup dan dasarnya. Seperti halnya tas-tas modern, Gandek juga digunakan untuk menyimpan barang-barang pribadi. Bagi kaum pria Suku Sasak, Gandek dipakai ketika bekerja atau ketika bepergian. Selain itu Anda juga akan menemui hasil kerajinan yang lain seperti kerajinan kayu, Pameje (pisau pendek khas Pulau Lombok), keris, serta kerajinan tempurung kelapa.

Kawasan sentra kerajinan anyaman Desa Beleka terletak sekitar 57 Kilometer dari Kota Mataram. Anda bisa mengunjunginya dengan mengginakan kendaraan pribadi. Anda bisa mengambil rute Cakranegara-Kediri-Praya-Batunyala-Mujur-Desa Ganti. Kemudian sekitar 1,5 Kilometer dari Desa Ganti, Anda akan sampai ke Desa Beleka Lombok.

Sumber: lombokindonesia

Rabu, 14 Desember 2016

Pendidikan Kerajinan Anyaman Bambu di Kab. Lombok Timur NTB Oleh Disperindag


Anyaman bambu atau kerajinan anyaman dari bambu merupakan salah satu jenis dari berbagai macam hasta karya yang anda di Indonesia. Di tambah lagi iklim tropis yang ada di Indonesia sangat mendukung perkembangan tanaman bambu yang. Sehingga ketersedian bahan baku untuk membuat anyaman dari bambu sangat melimpah. selain digunakan sebagai anyaman bambu juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alat-alat rumah tangga. Tapi bambu paling banyak dimanfaatkan sebagai anyaman. Anyaman bisa dibuat dari bahan yang hemat tapi bisa menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang memiliki banyak manfaat dan juga nilai ekonomis yang tinggi.

Untuk mendukung kegiatan tersebut dan sehubungan dengan program kerja tahun 2016, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banjar berencana melaksanakan kegiatan pendidikan kerajinan Anyaman Bambu di Kab. Lombok Timur Prov. Nusa Tenggara Barat. Dalam hal ini Disperindag Kab. Banjar sebagai fasilitator dan sebagai wadah untuk membantu pengrajin dalam mengembangkan kreatifitasnya. Kegiatan tersebut akan di ikuti 9 peserta terdiri dari 4 orang pengrajin, 2 orang pendamping, dan 3 orang monitoring.

Pendidikan kerajinanan ini dirarapkan akan lebih menambah wawasan dan mengembangkan kreatifitas pengrajin dalam kerajinan anyaman bambu yang memiliki nilai estetika dan juga nilai jual yang tinggi.

Sumber: banjarkab

Jumat, 09 Desember 2016

Pengrajin Rotan asal Sumbawa Barat yang Sukses Bertahan


Pak Ali, demikian nama panggilan akrabnya. Sosok pengrajin rotan asal Sumbawa Barat yang boleh dikatakan “tersisa” dari sedikit, karena mulai hilangnya pengrajin-pengrajin rotan lain dari Sumbawa Barat yang beraktifitas menjadi pengrajin.

Pak Ali masih terus membuat kerajinan dari rotan, bidang kerajinan yang sudah ditekuninya sejak masa kecil. Berbagai kreasi kerajinan seperti ayunan bayi, vas bunga, tempat sampah, kursi lantai dan beberapa lagi masih terus diproduksi olehnya memenuhi kebutuhan pelanggan. Kepandaian membuat kerajinan didapatkannya secara otodidak dan turun menurun dari keluarganya, terutama dari sang ayah. Hanya dengan melihat gambar, Pak Ali bisa membuat kerajinan rotan sesuai dengan gambar yang ditunjukkannya.

“Setelah bahan siap, rotan lantas direndam beberapa menit. Ini dilakukan agar pada saat dilekukkan rotan tidak patah. Setelah itu rotan mulai dibentuk. Satu persatu rotan dilekukkan sesuai keinginan hingga selesai. Setelah jadi, kerajinan akan dikompor untuk menghilangkan barangkali ada rotan-rotan kecil yang akan mengganggu keindahan kerajinan. Kemudian kerajian diamplas agar kesannya lebih halus. Langkah berikutnya memberi lem, agar antara rotan yang satu dengan yang lain tidak meregang. Memasuki tahap finishing, kerajinan diplitur,” jelasnya mengenai proses pembuatan kerajinan rotan.

Sebelum 1985, pak Bolang-Ayah pak Ali-adalah seorang pandai besi. Menurut cerita pak Ali, usaha pak Bolang cukup sukses. Banyak pesanan dari segala penjuru Sumbawa. Namun sejak 1985, pak Bolang beralih profesi menjadi pengrajin rotan. Keputusan ini terbilang tepat. Ternyata tidak hanya berdampak baik terhadap perekonomian keluarga pak Bolang, tetapi juga terhadap warga di sekitar pak Bolang. Mereka ikut pula membuat usaha kerjinan rotan. Namun entah dengan alasan apa, sekarang hanya kerajinan pak Ali saja yang masih bertahan.

Pak Ali sendiri tidak tahu, dari mana ayahnya mendapat keterampilan tersebut. Pokoknya, seingat pak Ali, semenjak duduk dibangku sekolah menengah pertama, ia sudah bergelut dengan rotan hingga sekarang.

Pengalamannya melakukan magang di Cirebon, Kebumen hingga Jogjakarta telah membantunya dalam meningkatkan kemampuan dan wawasan. Hasilnya, banyak produk kerajinannya mulai banyak dikirim keluar di berbagai daerah, seperti Lombok, Bima, dan Sumbawa. Namun permintaan dari lokal wilayahnya juga semakin meningkat, terutama saat menjelang lebaran.

Pak Ali juga bersedia untuk berbagi ilmu pengetahuan tentang kerajinan rotan. Kepada siapapun yang ingin belajar tentang kerajinan rotan, Pak Ali siap membagikan ilmu dan pengetahuannya. Keinginannya agar pengrajin rotan di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat bertambah sehingga bisa meningkatkan ekonomi daerahnya.

Sumber: www.kerajinan.id

Selasa, 06 Desember 2016

Kerajinan Sarung Khas Sumbawa (Kre' Sesek)


Sarung khas Sumbawa yaitu sarung tenun (Kre’ Sesek) yang di buat lansung oleh masyarakat sumbawa, kre’ sesek ini terbuat dari berbagai macam jenis benang dan juga sarung ini mendapatkan kehangatan khusus di bandingkan dengan sarung biasa.

Di tana samawa saat ini masi ada peninggalan atau pewaris pada zaman kerajaan Sumbawa, salah satunya yaitu pembuatan Kre’ Sesek (sarung tenun) asli Sumbawa yang dibuat oleh masyarakat Sumbawa. pada zaman kerajaan dulu, di istana dalam loka pun ada ruangan atau tempat khusus untuk pembuatan kre’ sesek,  kre’ sesek ini juga di gunakan sebagai salah satu pakaian adat Sumbawa.

Sampai saat ini, masih ada pewaris atau penerus pembuatan kre’ sesek Sumbawa, yang tempatnya di Desa Moyo, Desa Lengas, Desa Poto. Kre’ Sesek banyak orang yang mencarinya khususnya orang-orang seniman dan juga para wisatawan yang berkunjung ke pulau Sumbawa.

Bagi Bapak/Ibu yang ingin memiliki sarung tenun atau kre’sesek asli Sumbawa lansung saja menuju ketempat pembuatannya. Dan juga Bapak/Ibu dapat memesan sarung tenun (kre’ sesek) Sumbawa sesuai dengan motif yang anda inginkan.

Sumber: sumbawapost.blogspot.co.id

Senin, 05 Desember 2016

Baiq Ratu Ganefi Boyong Pengusaha Pengrajin NTB Kegedung DPD/MPR RI


Dalam rangka promosi Nusa Tenggara Barat, anggota DPD RI, Baiq Diah Ratu Ganefi, SH memboyong para pengusaha pengrajin dari NTB untuk mengadakan pameran mini di gedung MPR/DPR/DPD RI Senayan Jakarta.

Menurut Baiq Diah Ratu Ganefi, Pameran ini dilakukan untuk mempromosikan pariwisata dan produk unggulan daerah NTB,” Saya mengajak teman teman pengusaha pengrajin dari NTB yang tergabung dalam Asosiasi Exportir Dan Produsen Handicraft ( ASEPHI) Indonesia, NTB guna untuk mempromosikan berbagai kerajinan masyarakat lokal NTB ke semua tokoh tokon Nasional di Indonesia.” ucapnya di Gedung DPD RI, Kamis (16/4).

Lanjut, Baiq Ratu Ganefi, Pameran ini sangat menjadi perhatian semua para anggota DPD bahkan para Mentri negara bahkan beberapa Duta besar negara sahabat yang datang ke gedung DPD RI ini.

Selain itu, Ratu Ganefi juga mengatakan, berbagai respon anggota senator dari berbagai Provinsi muncul ingin mengikuti langkah yang saya lakukan ini. ” saya sangat bangga produk produk NTB ternyata sangat diminati orang banyak, dan terlihat banyak yang sudah belanja di pameran yang kita adakan ini. bahkan banyak senator dari daerah lain yang ingin mengikuti langkah yang saya lakukan ini.” Ucapnya.

Produk produk yang di pamerkan itu seperti kain tenun, kalung Mutiara, Tas tenun NTB, bahkan ada juga batu Cincin dari NTB.

Menyinggung soal kompetensi produk kerajinan NTB dengan daerah lain di Indonesi , Ratu Baiq Ganefi mengatakan tidak kalah saing, ” Sebenarnya Produk NTB sudah cukup bersaing, namun tetap masih harus ditingkatkan seperti tentang desain, inovasi, memainkan trend warna dan kemasan yang selalu diubah (berganti dan bervariasi) agar menjadi trigger kepada pembeli.” Ucapnya.

Sehingga kedepan untuk menjadikan produk NTB ini agar benar benar menjadi trend dunia, maka penting kita melakukan pendekatan kepada market market besar di semua negara.

Selain itu, Baiq Juga berharap kepada Pemerintah Daerah agar kerja sama dengan semua TKI, jika penting dijadikan Duta Wisata dan Produk NTB.” tutupnya.

Sumber: sumbawanews

Sabtu, 03 Desember 2016

IKM Batik Sasambo NTB Dapat Penghargaan


Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional Tanggal 2 Oktober 2013, Yayasan Batik Indonesia memberikan penghargaan kepada pengrajin IKM Batik atau seseorang yang telah berjasa sebagai pelopor atau penggagas dalam pengembangan dan pelestarian baik di daerah.

Ada 5 Provinsi yang mendapat penghargaan yaitu Bapak Samsir dari IKM Tareq Angen Kabupaten Lombok Tengah Provinsi NTB, Provinsi Jayapura-Papua, Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawsi Tenggara, Provinsi Kalimantan Timur dan DKI Jakarta.

Penghargaan diserahkan oleh Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia, pada hari Rabu 2 Oktober 2013 di Jakarta.

NTB mulai mengembangkan kerajinan Batik sejak tahun 2010, launching produk perdana batik yang dikenal dengan motif bermotif Sasak, Samawa, Mbojo (Sasambo) pada tanggal 10 April 2010 di SMK Negeri 5 Mataram oleh Wakil Gubernur, kemudian ditindak lanjuti dengan penandatanganan kesepakatan/MoU antara pemerintah Provinsi NTB (Gubernur) dengan pemerintah Kota Mataram (Walikota) dan perjanjian kerjasama antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dengan Dinas Perindag Kota Mataram dan SMK Negeri 5 Mataram.

Setelah itu muncul beberapa IKM/Pengrajin Batik di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Kota Bima Dompu sampai pada tahun 2013 sudah berkembang menjadi 13 IKM/Pengrajin Batik di Provinsi NTB, dengan kurang lebih 425 Motif.

Dinas Perindag Provinsi NTB sebagai SKPD yang menangani industri sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan antara lain pelatihan membatik, pelatihan desain, magang ke provinsi Jawa Tengah, Jogja dll dalam rangka peningkatan kualitas produksi, melakukan pameran sebagai ajang promosi batik sasambo keluar NTB melalui dana APBD dan APBN.

Disamping melakukan pelatihan untuk produksi, Dinas Perindag juga membuat regulasi/kebijakan melalui surat edaran Gubernur, Sekda yang dikirim ke semua Bupati/Walikota se-NTB, SKPD lingkup Provinsi, instansi vertikal Provinsi, BUMN, BUMD, Hotel dan Pihak Swasta agar menggunakan Batik Sasambo dan itu sudah direspon.

Dinas Perindag juga terus berupaya melakukan lobi-lobi/koordinasi dengan Kementerian Perindustrian, pihak swasta dalam rangka pengembangan IKM/Pengrajin Batik di Provinsi NTB antara lain:

Pada tahun 2011 dan 2012 Ditjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian memberikan bantuan peralatan/mesin, pelatihan dan magang ke pulau Jawa kurang lebih Rp. 700.000.000,-
Pada tahun 2011 beberapa IKM/Pengraji n Batik mendapatkan dukungan dana dari PT. Newmonth untuk infrastruktur (tempat kerja) kurang lebih Rp. 400.000.000,-
Pada tahun 2013 Ditjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian memberikan bantuan peralatan/mesin, pelatihan pembuat cap dan pelatihan desain motif kurang lebih Rp. 450.000.000,-
Masalahharga Batik Sasambo memang belum bisa bersaing dengan Batik luar terutama dari Pulau Jawa, namun harapankami kedepan Batik Sasambo mampu bersaing dengan Provinsi lainnya da n lebih berkembang.

Sumber: disperindag

Kamis, 01 Desember 2016

Tembe Nggoli


Tembe Nggoli adalah sarung tenun tangan khas Bima, dibuat dari benang kapas (katun), dengan warna-warni yang cerah dan bermotif khas sarung tenun tangan. Keistimewaanya Tembe Nggoli antara lain, hangat, halus dan lembut,tidak mudah kusut, warna cemerlang lebih lama Saat ini.

Tembe Nggoli sudah diproduksi dalam berbagai macam corak dan motif. Ada yang ‘biasa’ (untuk dipakai sehari-hari), dan ada pula yang istimewa yang hanya dipakai pada acara-acara resmi.

Bagi orang Bima, memakai sarung lazim dilakukan baik oleh kaum pria maupun wanita. Wanita Bima memakai sarung sebagai ‘bawahan’, bahkan masih ada yang menggunakan dua buah sarung, yang disebut “rimpu”. Rimpu adalah cara wanita Bima menutup aurat bagian atas dengan sarung sehingga hanya kelihatan mata atau wajahnya saja. Rimpu yang hanya kelihatan mata disebut “rimpu mpida”.

Cara memakai sarung antara pria dan wanita berbeda. Bagi kaum pria, sarung dipakai seperti layaknya kaum pria di Indonesia lainnya, yaitu digulung ketat pada perut/pinggang, yang disebut “katente”.

Bagi kaum wanita, sarung tidak digulung melainkan dilipat dan diselipkan (dijepit agar tidak terlepas), yang disebut “sanggentu”. Selain itu perbedaan juga terletak pada posisi “bali” (yaitu bagian sarung yang diberi warna/motif berbeda, biasanya ditaruh pada bagian belakang ketika dipakai). Bagi kaum pria, ‘bali’ diletakkan agak ke kanan, sedangkan bagi kaum wanita ‘bali’ diletakkan agak ke kiri. Pemahaman tentang letak ‘bali’ ini menunjukkan tingkat pengetahuan pemakai sarung, atau menunjukkan ketelitiannya dalam berpakaian.

Masyarakat Bima juga menggunakan sarung sebagai selimut ketika tidur. Masyarakat yang tradisional bahkan tidak pernah atau tidak suka menggunakan selimut yang biasa, tetapi lebih nyaman menggunakan sarungnya yang hangat.

Gadis Cantik ini sedang memperagakan bagaimana cara menenun kain khas Bima yang lebih dikenal dengan nama "Tembe Nggoli" dan lebih terkenal lagi jika tembe nggoli ini dipake oleh ibu-ibu atau gadis dalam berbagai acara; istilah orang sana "Rimpu" apa itu rimpu dan seperti apa penampilannya? ikuti tautan berikut ini.

Sumber: mbojodompu-community.blogspot.co.id

Kamis, 24 November 2016

Kerajinan Cukli Desa Sesela Lombok Barat


Sesela merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat (Lobar). Desa Sesela memiliki 11 dusun atau lingkungan, sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pedagang. Selain itu Sesela juga terkenal sebagai salah satu sentra usaha kerajinan ukir-ukiran di wilayah Lobar, salah satunya adalah kerajinan ukir cukli.

Kerajinan cukli merupakan kerajinan yang berbahan dasar dari kulit kerang dan beberapa bahan dasar yang berasal dari laut seperti mutiara. Dibandingkan dengan perajin di daerah lain, perajin ukir cukli di Desa Sesela Gunung Sari memiliki ciri khas tersendiri. Para perajin lebih mengedepankan originalitas dan kualitas, sehingga mampu tampil beda.
Para perajin ini akan menempelkan kulit kerang yang sebelumnya sudah dipotong-potong menjadi berbagai motif dengan bentuk yang beragam, seperti bentuk segi tiga, segi empat hingga segi enam pada sejumlah aneka kerajinan kayu yang mereka buat dalam bentuk kursi, meja, peti, kotak hingga ukir-ukiran khas Lombok.

Para perajin cukli di Desa Sesela biasanya menggunakan kayu Mahoni sebagai bahan dasar pembuatan sejumlah ukiran yang akan diberikan cukli. Beragam jenis barang yang ditempelkan cukli seperti sofa dan bufet, bingkai cermin, kursi, meja, lemari, dan sejumlah kerajinan unik lainnya, seperti ukir-ukiran dalam bentuk binatang.
Untuk membuat satu set sofa, para perajin di Sesela membutuhkan waktu sekitar satu bulan setengah. Lama waktu tergantung dari jenis kerajinan yang dibuat mulai dari dua, tiga sampai empat hari.
“Kalau untuk satu set sofa kita butuh waktu sebulang setengah itu mulai dari nol sampai dengan finishing,” ujar Ahyar salah seorang perajin, Sabtu (30/4/2016).

Berbagai kerajinan cukli telah dihasilkan Ahyar seperti kursi, penyekat ruangan, meja dan lain-lain. Hasil kerajinan cukli yang dibuatpun sudah diekspor ke sejumlah daerah seperti Kalimantan, Bali, Jakarta dan Jerman.

Di Pasar Seni Sesela, kita juga akan melihat proses pembuatan cukli untuk topeng, piring, asbak dan lainnya atau dikenal dengan istilah painting. Sama halnya untuk sofa, pembuatan cukli ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Menurut, Tajudin salah satu perajin cukli painting Sesela mengaku membutuhkan waktu paling lama seminggu hingga 10 hari untuk menyelesaikan satu buah kerajinan cukli painting, sedang yang paling cepat ialah dua hari. Tajudin mengaku, lama proses pengerjaan tergantung dari jenis motif yang akan dibuat. Motif-motif tersebut memiliki tingkat kerumitan berbeda-beda, sehingga waktu pengerjaannya pun berbeda.
“Yang paling lama saya buat jenis ukirannya topeng cukli juga, tapi yang lain modelnya yang agak primitif sampai 10 hari dengan ukuran satu meter,” ujarnya.

Tajudin mengakui, kerajinan ukir cukli Desa Sesela memiliki kekhasan tersendiri bila dibandingkan dengan kerajinan cukli di tempat lain. Perbedaan yang paling menonjol ialah terletak pada motifnya yang khas dan tidak akan pernah dijumpai di tempat lain. Originalitas hasil kerajinan tersebut memiliki nilai tersendiri bagi para perajin di Desa Sesela yang jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan orang.

Sumber: lombokatraktif.blogspot.co.id

Rabu, 16 November 2016

Wisata Pengrajin Gerabah Penujak


Penujak merupakan penghasil utama gerabah Lombok dengan mutu terbaik. Secara turun-temurun pembuatan gerabah semula adalah pekerjaan wanita dan kaum pria bertugas untuk pemasarannya. Namun kini seiring dengan banyaknya permintaan terutama untuk pasar eksport, mereka sama-sama terlibat dalam semua proses pembuatan gerabah, termasuk dalam menciptakan desain-desain terbaru.

Sumber: apm-miley.blogspot.co.id

Jumat, 11 November 2016

Kerajinan Anyaman Ketak di Lombok


Propinsi NTB sebagai daerah agraris, beraneka ragam tanaman tumbuh subur, salah satunya adalah tanaman yang oleh masyarakat setempat disebut “Ketaq” atau “Ketak” yang dalam bahasa latinnya disebut “Lygodium Circinatun”. Tanaman ini termasuk paku-pakuan yang menjalar pada tanaman induk/pokok. Pada saat ini ketak merupakan salah satu bahan baku untuk membuat berbagai bentuk barang melalui proses pengeringan, pembelahan dan pembentukan.

Dalam perkembangannya sampai dengan sampai dengan tahun 2011, kerajinan anyaman ketak di Lombok ini terdapat di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur, dengan sentra 64 sentra, Unit Usaha 15.004 buah dan dapat menampung tenaga kerja sebanyak 25.631 orang serta menyerap investasi sebesar 3.816.663.000,-.

Anyaman ketak mula-mula berkembang sekitar tahun 1986 di Desa Nyurbaya Gawah Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, karena bahan baku yang berlimpah disana. Pada tahun 1988 pemerintah mulai melakukan pembinaan serta intensif berupa pelatihan keterampilan, pengembangan design, pameran baik lokal maupun nasional, sehingga produk anyaman ini dapat berkembang mulai dari Lombok Barat, Lombok Tengah ke Lombok Timur.

Produk anyaman ketak merupakan salah satu produk kerajinan yang banyak dipasarkan di Art Shop yang tersebar di daerah wisata Nusa Tenggara Barat maupun Bali. Anyaman ketak ini biasanya dimanfaatkan sebagai barang dekoratif meskipun masih juga melekat fungsi dari produk tersebut.

Anyaman Ketak Lombok tidak hanya dipasarkan domestic akan tetapi juga menembus pasar mancanegera seperti German, inggris, perancis dan seputaran Asia juga di beberapa Negara berkembang lainnya. Para exporter dan importer baik yang berada di Lombok ataupun dari daerah lainnya ikut aktif dalam penjualan ketak ke manca Negara atau domestic yang membuat permintaan kerajinan ketak dan bahan bakunya naik sangat siginifikan.

Anyaman Ketak, selain mempunyai nilai seni tinggi juga tidak lepas dari pemanfaatan sehari-hari. Seperti masyarakat Narmada yang merupakan pengrajin ketak memanfaatkannya sebagai perangkat dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: www.wisatadilombok.com

Selasa, 08 November 2016

Kre Alang dan Batik Sumbawa, Kain Berbalutkan Adat Leluhur


Akar dari budaya Sumbawa sejatinya lahir dari persimpangan banyak budaya lainnya yang tersebar di tanah nusantara.

Adat istiadat dan budaya Sumbawa (Suku Samawa) berkembang pesat selama berabad-abad tahun lamanya dan mendapat suntikan pengaruh yang cukup luas dari budaya Majapahit yang masuk lewat budaya Bali.

Sedangkan dari arah yang berlawanan, budaya dari Sulawesi masuk dengan leluasa dari sisi utara. Pada akhirnya, dua kekuatan yang menciptakan cikal bakal akar budaya sumbawa adalah bentukan dari kepercayaan Hindu dan Islam.

Termasuk budaya berpakaian dan kain yang digunakan oleh masyarakat Sumbawa sejak zaman Kesultanan yang lampau.

Jenis kain/bahan pakaian tradisional yang paling populer dan menjadi ikonik pakaian adat Sumbawa adalah Kre Alang dan Batik Sumbawa. Baik dilihat dari ciri khas motif maupun proses pembuatannya,

Kre Alang, merupakan kain produk dari tenun songket yang dihasilkan dan menjadi motif khas adalah kre alang (kre = kain, alang = berasal dari bahasa Melayu Kuno artinya gemerlapan atau kemilau karena disongket dengan benang emas/perak).

Tradisi nesek merupakan denyut nadi keseharian kaum wanita Sumbawa pada zaman kesultanan, mulai dari Sultan Harunnurrasjid I (1674-1702) hingga Sultan Muhammad Kaharudin III (1931-1958).

Pada masa lampau, yakni saat Kesultanan Sumbawa masih berkuasa di tana Intan Bulaeng semua gadis Sumbawa pandai menenun teknik palekat maupun songket. Kain-kain itu terbuat dari katun dan sutra, dikombinasikan dengan benang perak dan emas.

Kerajinan yang dilakono oleh mayoritas wanita Sumbawa ini semakin berkembang pesat sampai sebelum tercetusnya Perang Dunia II, Banyak gadis Sumbawa yang bekerja di rumahnya untuk menenun, menyulam, dan menjahit.

Motif dan ornamen kain tenun Sumbawa memiliki makna yang filosofis, yaitu hubungan timbal balik dengan pola kehidupan agraris masyarakat Sumbawa, kondisi alam dan lingkungan, serta representasi pola kekerabatan dan kebersamaan dalam kehidupan.

Kre alang yang biasa digunakan sebagai busana adat maupun perlengkapan prosesi adat
memiliki berbagai macam motif, pada satu lebar kain biasanya terdapat empat-lima motif. Ada beberapa motif yang populer seperti motif cepa (bunga bersudut delapan), kemang setange (bunga setangkai), lonto engal, pusuk rebong, gelampok (tampuk buah manggis), pio (burung), kayu (pohon hayat), ular naga, slimpat (jalinan), dan lainnya.

Lain Kre Alang lain pula Batik Sumbawa, Awalnya , batik Sumbawa memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.

Seiring waktu, ragam corak dan warna Batik Sumbawa mendapat pengaruh dari luar seperti para pedagang nusantara termasuk juga penjajah kolonial. Namun demikian, batik tradisional Sumbawa tetap mempertahankan corak dasarnya, dan masih dipakai dalam upacaraupacara adat, karena corak memiliki perlambangan masing - masing .

Dewasa ini Batik Sumbawa mulai disesuaikan dengan trend fashion yang berkembang saat ini.

Hingga saat ini Kre Alang dan Balik Sumbawa menjadi ikon paling poluler budaya nesek dan kain khas sumbawa yang masih bernafaskan adat leluhur. Lewat kedua jenis kain ini kita masih bisa membaca dengan jelas betapa agungnya budaya leluhur yang pernah berjaya di abad lampau.

Sumber: ronikusumawijaya.blogspot.co.id

Rabu, 02 November 2016

Mutiara Cantik Lombok


Bagi wanita yang menyukai perhiasan dari mutiara apakah anda tahu darimana mutiara di Indonesia banyak di produksi? Mutiara yang menjadikan banyak wanita menjadi lebih cantik ini banyak dihasilkan di daerah Lombok. Pulau Lombok merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia sebagai penghasil mutiara terbesar. Di Pulau Lombok banyak ditemukan berbagai panorama yang indah dan juga berbagai jenis olahan perhiasan mutiara yang sangat terkenal. Bukan hanya digemari oleh orang Indonesia saja namun pulau Lombok juga mendapatkan perhatian dari wisatawan manca negara karena pamoramanya yang indah dan satu hal yang menarik adalah kekayaan berupa mutiara yang dihasilkan.

Mutiara bukan hanya menjadi salah satu bahan perhiasan namun mutiara juga dijadikan campuran beberapa produk kosmetik terkenal. Mutiara di Lombok sebagian besar merupakan mutiara yang dihasilkan di dari budidaya kerang mutiara. Budidaya ini ada dua media diantaranya media laut dan media air tawar. Mutiara yang dihasilkan dari media laut disebut mutiara laut sedangkan mutiara yang dihasilkan dari media air tawar disebut mutiara air tawar. Kedua jenis budidaya mutiara ini banyak dilakukan di pulau Lombok sehingga perekonomian di sana banyak bergantung dari budidaya mutiara. Kemajuan teknologi disana sangat mendukung perekonomian di pulau Lombok. Mutiara laut ini dibudidayakan di daerah Sekotong dan juga daerah sekitar Gili.

Disekitar Sekotong dan Gili ada banyak tempat pembudidayaan mutiara yang berperan penting untuk peningkatan ekonomi pulau Lombok. Memang dari segi teknologi pulau Lombok masih sangat sederhana atau bahkan ketingalan jika dibandingkan dnegan pulau lainnya namun dengan adanya budidaya mutiara ini perekonomian juga semakin maju. Meningkatnya perekonomian di pulau Lombok ini juga sangat mendukung perkembangan teknologi disana. Di daerah Sekarbela banyak juga dijumpai pengrajin mutiara selain disana dikenal sebagai sentra pengrajin emas dan perak. Di daerah ini anda bisa membeli mutiara dnegan harga yang beragam tergantung dari besar kecilnya mutiara tersebut.Disana banyak sekali toko mutiara sehingga anda bisa memilih mutiara yang cocok bagi anda dengan harga penawaran yang berbeda beda.

Produk mutiara di Lombok terkenal dengan kwalitas terbaiknya yang telah di ekspor ke manca negara. Mutiara produksi pulau Lombok ini telah dikenal dunia sebagai mutiara dengan kwalitas terbaik di seluruh dunia. Tak heran jika banayk orang yang memburu mutiara dari pulau Lombok walaupun harganya mahal. Jika dibandingkan dengan mutiara Tahiti dan juga mutiara Akoya, mutiara Lombok tetap menjadi yang terbaik karena ukurannya yang besar dan kilaunya yang menawan. Kilau mutiara dari pulau Lombok ini menjadikan perekonomian pulau Lombok semakin baik dan juga meningkatkan devisa negara. Bagi anda penggemar mutiara anda bisa membeli mutiara Lombok tidak harus kesana namun cukup berbelanja online saja.

Sumber: winwinasti.blogspot.co.id